Panen Raya Sale: Bulai Mengintai, R7 Jagoannya

Sale – Hama bulai menjadi momok paling menakutkan bagi para petani jagung. Oleh karena itu, PT Restu Agropro Jayamas (RAJA) mengenalkan bibit jagung hibrida R7 Rajanya Jagung, yang memiliki keunggulan tahan bulai. Selain itu, bibit jagung R7 juga memiliki kapasitas produksi tinggi, tahan busuk batang, serta batang maupun akarnya lebih kokoh.

Panen jagung R7 di lahan persil Desa Wonokerto Kecamatan Sale (Sumber: r2brembang)

Saat panen raya jagung di Desa Wonokerto Kecamatan Sale Kabupaten Rembang, hari Kamis (26 Januari 2023), Manager PT RAJA area Jawa Tengah, Bambang Ariyanto, menjelaskan hama bulai disebut pula penyakit putih, karena warna daun menjadi putih. Ia membenarkan bulai merupakan penyakit yang paling ditakuti petani jagung, karena tanaman menjadi sulit berkembang dan akhirnya tidak bisa berbuah.

Umumnya bulai kelihatan setelah mupuk, petani sudah keluar ongkos”, ungkapnya.

Bambang menyebut R7 tahan bulai dan layak diandalkan. Apalagi penanaman jagung selaras dengan program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Dari sisi harga komoditas jagung, menurutnya belakangan ini juga semakin bagus, tidak kurang dari Rp 3.500/kg.

Kita punya 3 varian benih, menyesuaikan dengan kondisi lahannya. Kalau lahan persil Perhutani ini, umumnya pakai benih yang lebih tahan kering. Meski kurang air, ndak masalah. Saya kira jagung ke depan akan semakin prospektif, ada beberapa perusahaan yang sudah mengekspor”, terang Bambang.

Seorang petani jagung Dusun Tuder Desa Wonokerto Kecamatan Sale, Sentot Haryanto, mengaku sudah menanam benih R7. Jika dibandingkan dengan bibit jagung lainnya, ia merasakan R7 lebih unggul.

Beberapa jenis bibit sudah pernah saya coba, saya alami. Yang R7 ini saya rasa lebih bagus”, ujarnya.

Hanya yang sempat menjadi kendala adalah tingginya curah hujan, sehingga mengakibatkan hasil panen kurang maksimal. Meskipun begitu, Sentot masih penasaran dan ingin menanam bibit jagung R7 lagi di musim tanam selanjutnya.

Kemarin kebanyakan hujan, jadi pengaruh pada akar dan buahnya. Tapi setelah panen ini, saya akan coba lagi R7″, kata Sentot.

Soal harga, Sentot memperinci untuk jagung basah Rp 2.700/kg, sedangkan jagung kering pipilan Rp 3.850/kg. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto, menyatakan bahwa ketika cuaca ekstrim, panen bisa mencapai 4,4 ton/ha, sedangkan saat kondisi normal, disebut mampu mendekati angka 8 ton/ha. Menurutnya, kehadiran R7 bisa memberikan banyak alternatif bagi petani.

“R7 dikenalkan dua tahun terakhir, kami mendukung agar petani punya banyak pilihan. Sebelumnya sudah ada beberapa jenis jagung hibrida, biar petani memilih sendiri, sesuai kondisi lahan masing-masing”, terangnya.

Agus menambahkan bahwa saat ini hampir semua petani sudah menggunakan varietas hibrida daripada komposit (lokal). Panen jagung hibrida dari Kabupaten Rembang mayoritas diterima oleh pabrik pakan ternak yang ada di Blora, Semarang, maupun Jawa Timur.

“Hampir semua petani sudah gunakan hibrida, sedangkan bibit komposit mulai ditinggalkan. Hibrida hasilnya lebih tinggi soalnya”, kata Agus.

Khusus di Kabupaten Rembang, ada dua kecamatan dengan pemakaian bibit R7 tertinggi, yakni Kecamatan Sale dan Kecamatan Bulu, masing-masing menanam pada kisaran luas 10 ha. Banyak petani yang memanfaatkan lahan persil Perhutani untuk pengembangan jagung. (Musyafa Musa).

Sumber