Benih Raja

Pusat Riset Bioteknologi BRIN Sepakati Kerja Sama Penelitian Pemuliaan Tanaman Jagung Toleran Herbisida Glifosat dengan PT. Restu Agropro Jayamas

Cibinong, Humas LIPI.  Di awal tahun 2022, Badan Riset dan Inovasi Nasional kembali menggalang kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan mitra industri. Pada Selasa (11/1), Pusat Riset Bioteknologi BRIN telah menyepakati kerja sama dengan PT. Restu Agropro Jayamas (RAJA) mengenai penelitian pemuliaan tanaman jagung toleran herbisida glifosat melalui pendekatan bioteknologi (overekspresi dan prime editing).

Kepala Pusat Riset Bioteknologi, Dr. Ratih Asmara Ningrum dalam sambutannya menyampaikan bahwa ranah kompetensi yang disepakati memang merupakan ranah Pusat Riset Bioteknologi BRIN. “Sudah sangat tepat PT. RAJA bekerjasama dengan kami, karena salah satu kompetensi kami di bidang biologi molokuler,” ujarnya. “Kerjasama akan berlanjut terus, karena ini merupakan awal dari  kerjasama yang akan dilakukan  dalan jangka panjang,” tambah Ratih

Ratih menjelaskan Pusat Riset Bioteknologi BRIN adalah perubahan dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. “Seperti diketahui bahwa pada saat ini semua lembaga riset yang ada di Indonesia bergabung dalam satu payung besar yaitu BRIN. Karena  mulai bulan September 2021 sampai Januari 2022 ini masih dalam masa transisi, maka masih banyak penyesuaian yang dilakukan oleh BRIN termasuk dalam hal penanganan pusat riset,” terangnya.

“Jika nanti ada perubahan pada nomenklatur pusat riset, tidak akan menjadi masalah, apakah nanti akan diadakan adendum pada perjanjian kerjasama ini atau tidak, karena kerjasama ini terfokus pada risetPusat Riset Bioteknologi akan berubah menjadi Pusat Riset Genetika, tetapi kegiatan risetnya masih sama dan ada penajaman fokus kegiatan, terutama untuk kompetensi rekayasa genetika, “  jelasnya.

“Sebagai peneliti, mempunyai mimpi  hasil risetnya dapat dipergunakan secara luas dan industri adalah salah satu pintu bagi peneliti untuk mendiseminasikan hasil riset yang dilakukan. Untuk pendanaan riset  sebetulnya  dengan  kolaborasi antara Pusat Riset Bioteknologi dan PT. RAJA  ini banyak hal yang dapat dikerjakan dan kita aktifkan skema pendanaan bersama untuk membantu kegiatan riset, diantaranya adalah program skema pendanaan PRN (Prioritas Riset Nasional) dimana salah satu komoditas yang menjadi fokus adalah jagung. Skema ini dibuka sepanjang tahun,” rinci Ratih.

“Skema kedua adalah skema perusahaan pemula berbasis riset. “Kami sangat kagum dengan PT Raja ini baru baru berdiri tahun 2019 tetapi sudah menghasilkan berbagai varietas unggul. PT Raja ini termasuk dalam perusahaan pemula berbasis riset. Ini dapat diajukan skema pendanaan untuk menyokong riset yang dilakukan oleh perusahaan, sebanyak tiga ratus juta pertahun selama dua tahun,” imbuh Ratih.

Sementara itu, Dedy Supriadi selaku Direktur PT. RAJA  mengucapkan terima kasih atas kesempatan kerjasama ini, dimana selama ini sudah berjibaku untuk menyesuaikan bagaimana riset ini dapat dilakukan. “Alhamdulillah pada hari ini  dapat dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dan insya Allah bisa dikawal sampai produk ini nanti dilaunching. Tidak hanya dilaunching sebagai hak penelitian tetapi juga sebagai produk unggulan yang memiliki manfaat bagi semua petani dan semua pihak, sehingga perusahaan berbasis riset  juga mempunyai keuntungan sendiri  sehingga riset akan terus berkembang untuk kemajuan produksi-produksinya, ” tuturnya.

Sebagai informasi PT. RAJA yang didirikan pada tanggal 31 Januari 2019 merupakan perusahaan yang didirikan untuk memproduksi bibit-bibit unggul pertanian dan produk Agro Chemical baik organik maupun anorganik. Perusahaan ini adalah anak perusahaan dari CV. Restu Sejati yang merupakan pemasok tembakau dari tahun 1951 dan cengkeh dari tahun 1979 untuk perusahan multinasional BAT atau Bentoel Group.  Tahun 2017, guna membantu petani mitra terutama tembakau yang pada saat musim setelah tembakau petani mitra menanam jagung, Restu Sejati mencoba mencari pasar perusahaan-perusahaan penghasil pakan ternak dan menjalin kerjasama dengan perusahaan pakan ternak yang berada di wilayah Indonesia.

Dedy berharap kerjasama ini akan mendapatkan manfaat yang baik tidak hanya untuk perusahaan  juga untuk  pemerintah dan pastinya ending-nya adalah bagaimana produk ini bisa hadir ditengah-tengah petani kita dan memberikan manfaat bagi semua orang sehingga produksi jagung di Indonesia nanti bisa mencukupi kebutuhan demand yang ada. “Tentunya kami perusahaan  yang berbasis riset dan teknologi harapannya bisa tetap fight in dengan perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia,” pungkasnya. (yn ed sl)

Sumber : lipi.go.id