Trubus.id—Pengawasan mutu yang ketat menghasilkan benih hibrida jagung optimal. PT Restu Agropro Jayamas (RAJA) konsisten memastikan mutu benih jagung berkulitas.
“Kami bekerja sama dengan petani mitra, tetapi soal pengawasan mutu kami lakukan dengan maksimal,” kata Quality Assurance (QA) Manager PT RAJA, Fauzie Rahman.
Pengawasan dan pendampingan mutu di lapangan itu dilakukan dari sejak penanaman hingga benih panen. “Ada petugas lapangan yang memandu secara agronomi dan kualitas,” kata Fauzie. Teknis menjaga mutu itu antara lain mulai penanaman, seleksi tanaman yang tidak diinginkan (Roguing), dan babat jantan.
Teknis menjaga mutu lainnya yakni cabut bunga pada 52 hari setelah tanam (hst) demi mencegah penyerbukan yang tidak diinginkan (detasseling). “Prinsipnya menjaga mutu produk demi kepuasan konsumen atau petani yang menggunakan benih,” kata Fauzie.
Hal senada dikatakan grower PT RAJA, Hariyanto. Pasalnya tugas grower yang merupakan kepanjangan tangan PT RAJA mulai dari mencarikan lahan, pembagian benih, perawatan, serta pemupukan hingga panen.
“Kami bersama petugas lapangan PT RAJA bertugas menjaga kualitas benih yang dihasilkan tetap bagus,” kata Hariyanto. Petani mitra sangat senang dengan pendampingan intens karena menjamin hasil panen menjadi lebih baik.
“Jika hasil panen bagus petani mitra dan perusahaan sama-sama senang. Apalagi petani mitra tidak risau karena hasil panen selalu terbeli,” kata Hariyanto.
Anggota tim QA PT RAJA, Wahyuning Dwi Novitasari, menuturkan, pengawasan mutu tidak sekadar dari lahan. Penerapan penjaminan mutu benih juga dilakukan sesampainya benih jagung di pabrik hingga ke kemasan. Saat jagung hasil panen datang ke pabrik, petugas menguji kadar air.
“Kadar air ideal panen 29—30%,” kata Novi—sapaan akrab Wahyuning Dwi Novitasari. Kemudian tongkol jagung hasil panen masuk tahap penyortiran.
Menyortir jagung tipe simpang, pregerm/ berkecambah dan jagung yang terserang hama penyakit. “Kami membuang sosok jagung yang tidak seragam atau yang bukan diinginkan seperti berjamur dan sudah berkecambah,” kata Novi.
Selanjutnya benih masuk ke fase pengeringan hingga kadar air mencapai 11,5%. Berikutnya benih memasuki fase pemipilan dan pembersihan. Pembersihan menggunakan mesin pembersih yang memisahkan kotoran dengan benih.
Lantas benih masuk ke mesin gravity table untuk memisahkan benih sesuai dengan berat jenis. Setelah selesai proses cleaning benih sample akan di uji kualitasnya.
Pengujian laboratorium itu meliputi kadar air (11,5%), kemurnian fisik benih (benih murni minimal 98%), dan daya tumbuh (germinasi minimal 85%).
“Jika tidak lolos uji laboratorium benih tidak lolos tahap berikutnya,” kata Novi.
Setelah benih lolos uji laboratorium, proses selanjutnya pemberian insektisida dan fungisida. Tujuannya agar menunjang daya tumbuh benih dengan melindungi dari serangan hama dan penyakit.
Lalu benih masuk tahap pengemasan. Ragam kemasan terdiri atas 1 kg, 5 kg, dan kemasan 10 kg. Khusus kemasan 10 kg berbentuk pail/ember demi menjaga keawetan benih. Barulah benih bisa dipasarkan.
“Adapun setelah dipasarkan tim QA menyimpan sample guard tujuannya sebagai kontrol benihbenih yang sudah dipasarkan,” kata Novi.