“Benih yang kita tanam itu sekitar lima kilogram di lahan yang kurang lebih 3.000 meter persegi yang hasilnya jika dilihat dari yang baru dipanen ditaksir mencapai tiga ton,” ujar Ketua BEM Fakultas Pertanian UM Sumbar, Shobri Dayu Lisman di Payakumbuh, Selasa.
Ia mengatakan proses penanaman jagung ini dimulai dengan pengolahan lahan dengan menggunakan mesin traktor. Lanjut dengan penanaman dengan metode 2-1-2 dan jarak tanamnya 20-70.
“Secara perawatan sama saja dengan biasanya, pemupukan pertama pada hari ke-15 dan pemupukan kembali pada masa pengembangan vegetatif nya dengan pupuk kandang yang telah dikomposkan,” ungkapnya.
Dekan Fakultas Pertanian UM Sumbar Rahmawati mengatakan bahwa penanaman jagung ini merupakan kegiatan kewirausahaan yang dikelola oleh mahasiswa UM Sumbar.
“Kegiatan ini rutin kita lakukan di Fakultas Pertanian, saat ini jagung kalau sebelum-sebelumnya itu ada sayuran. Kali ini kita bekerja sama dengan PT Restu Agropro Jayamas yang memberikan benih jagungnya,” ujarnya didampingi Dosen Fakultas Pertanian UM Sumbar, Sevindra Juta.
Ia mengatakan bahwa kegiatan kewirausahaan yang dilaksanakan oleh fakultasnya ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk mau membuka usaha termasuk bertani setelah lulus nantinya.
“Jadi mereka tidak hanya terfokus untuk menjadi PNS, namun mau berwirausaha. Kalau bisa mereka menjadi pemilik dari usahanya tersebut dan membuka peluang kerja bagi masyarakat lainnya,” katanya.
Selain itu, kegiatan kewirausahaan ini juga menjadi tempat bagi mahasiswa Fakultas Pertanian UM Sumbar untuk mempraktikkan ilmu yang telah didapatkannya selama perkuliahan.
“Di sini mereka mulai untuk mengolah tanah, menanam, memupuk, panen dan sampai dengan mereka memasarkan hasil dari kewirausahaannya ini. Sehingga mereka tau untungnya berapa dan mengetahui analisa usaha tani,” ujarnya.
Sementara Direktur PT Restu Agropro Jayamas Dedy Supriadi mengatakan bahwa perusahan nya saat ini memang sedang melakukan ekspansi ke Sumbar karena potensi yang dimiliki oleh Sumbar untuk pengembangan pertanian khususnya komoditas jagung.
“Kalau untuk pulau Sumatera sebenarnya sudah berjalan dalam dua tahun, kita sudah di Sumsel sebelumnya sekarang kita melakukan ekspansi ke Sumbar habis ini ke Sumut,” ujarnya.
Ia mengatakan perusahaannya merupakan perusahaan lokal produsen benih premium R7 yang sudah dikenal dengan hasilnya yang tinggi dan tahan berbagai penyakit.
Secara potensi, benih premium R7 ini memiliki potensi sesuai SK pelepasan varietas yang angkanya mencapai 15,7 ton untuk satu hektare lahan.
“Tapi muluk-muluk lah kalau kita berbicara 15,7 ton untuk potensi, secara data dari petani yang telah menanam rata-rata hasilnya itu 8 sampai 10 ton untuk satu hektare lahan,” katanya.
Ia mengatakan secara teknik penanaman sama dengan benih lainnya dan tidak ada cara yang khusus untuk perawatan penanaman benih R7 tersebut.
Saat ini pihaknya telah melakukan uji coba di Kota Payakumbuh bersama dengan UM Sumbar dan Dinas Pertanian Kota Payakumbuh.
“kita tidak mengawal apa-apa. Silahkan saja tanam benih kita, bandingkan dengan benih yang telah digunakan sebelumnya, lihat sendiri hasilnya. Benih kita bagus karena memang benihnya bagus bukan karena treatment khusus yang kita berikan,” ungkapnya.