Dompu, koranlensapos.com – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Muhammad Syahroni, SP., MM merespons positif kehadiran penyedia benih jagung varietas Raja Tujuh (R7) di Kabupaten Dompu.
Hal itu disampaikan Kadistanbun dalam sambutannya pada Acara Panen Raya Jagung Raja Tujub (R7) di Desa Ranggo Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu pada hari Kamis (14/9/2023) kemarin.
“Kami dari Dinas Pertanian dan Perkebunan merespon sangat positif dengan adanya benih varietas Raja Tujuh ini,” ungkapnya di hadapan Bupati Dompu yang diwakili Asisten Adninistrasi Umum Pemda Dompu, Ir. Ruslan serta Area Manager PT. Restu Agropro Jayamas Wilayah Bali-Nusra, Muhammad Alkautsar, beserta para tamu undangan dan petani yang hadir pada kesempatan tersebut.
Dikatakannya subjektivitas masyarakat terhadap kearifan lokal harus didukung pula sepanjang memenuhi standar mutu, harga terjangkau dan adaptif dengan kondisi alam.
Hal itu dikemukakannya menanggapi penjelasan Area Manager Bali-Nusra, Muhammad Alkautsar sebelumnya bahwa genetika benih varietas Raja Tujuh berasal dari benih jagung lokal.
Kadistanbun Dompu, Muhammad Syahroni
“Sepanjang kualitas tidak kalah, apa salahnya bila kita menggunakan benih-benih lokal seperti Raja Tujuh ini,” dorongnya.
Disebutnya sejak bergulirnya program unggulan jagung di Kabupaten Dompu, telah banyak perusahaan penyedia benih yang masuk dan berkompetisi untuk mendapatkan peluang di hati petani. Hal demikian menurutnya memberikan nilai positif bagi petani. Petani bebas menentukan varietas mana yang akan ditanam dengan mempertimbangkan berbagai aspeknya.
“Kami melihat ini ketika banyak penyedia yang masuk, tentu kompetisi itu akan terjadi. Ketika terjadi kompetisi, akan dihasilkan benih yang benar-benar berkualitas yang diminati oleh petani. Tentu akan menguntungkan bagi petani. Kami dari jajaran Dinas Pertanian dan Perkebunan membuka selebar-lebarnya kepada siapa pun penyedia benih yang masuk di Kabupaten Dompu,” ujarnya.
Acara Panen Raya Jagung Hibrida Raja Tujuh di Desa Ranggo Kecamatan Dompu, Kamis (14/9/2023)
Selanjutnya birokrat yang biasa disapa Dae Roni ini memberikan restu kepada pihak PT. Restu Agropro Jayamas selaku produsen varietas Raja Tujuh untuk bermitra dengan petani dengan prinsip saling menguntungkan.
“Silakan bangun kemitraan dengan para petani. Dan kami tentu berharap bahwa kemitraan yang akan terbangun ini harus saling menguntungkan. Ketika kemitraan terbangun, saya yakin akan meringankan beban bagi petani dan pada akhirnya menyejahterakan petani,” ucapnya.
Mantan Sekretaris Bappeda dan Litbang Kabupaten Dompu ini mengapresiasi program demplot (demonstration plot) yang dilakukan PT. Restu Agropro Jayamas dengan menggandeng penyuluh dan petani setempat seperti yang dilakukan di Desa Ranggo tersebut. Hal ini dapat berdampak positif pada tingkat kepercayaan masyarakat dengan melihat dan belajar secara langsung proses awal, selanjutnya hingga hasil produksi dari varietas yang sedang diujicobakan itu.
Apalagi demplot yang dilakukan ini di musim kemarau. Menurutnya ini menjadi fenomena yang menarik karena di luar kebiasaan. Namun tongkol jagung yang dihasilkan tidak kalah dengan demplot di musim hujan dan varietas kompetitor lainnya. Tongkol jagung yang dihasilkan dalam demplot tersebut besar, panjang dan warna biji mengilap.
Apresiasi juga disampaikannya kepada pihak perusahaan ini karena juga telah menyediakan gudang pembelian jagung secara langsung kepada petani.
“Pihak perusahaan bukan hanya fokus budi daya, tetapi juga mengambil hasil panenan petani dan telah menyiapkan gudang,” ucapnya.
Untuk diketahui, demplot benih Raja Tujuh (R7) di Desa Ranggo Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu itu dilakukan oleh Firmansyah. Ia adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang bertugas di Kecamatan Hu’u sekaligus berprofesi sebagai petani. Ada 4 varietas benih jagung Raja Tujuh yang ia jadikan demplot yakni Red, Gold, Ultimate dan Union. Selain itu ia juga melakukan demplot varietas lainnya dengan perlakuan yang sama. Hal itu ia lakukan untuk memberikan keyakinan kepada dirinya mengenai kualitas benih Raja Tujuh yang merupakan turunan dari genetika jagung lokal itu.
Hasilnya mencengangkan. PPL berpengalaman ini menyimpulkan bahwa varietas dengan harga terjangkau ini tidak kalah dengan benih-benih impor yang harganya mahal.
Untuk lebih meyakinkan, pihaknya pun telah menghadirkan petugas dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Dompu guna melakukan ubinan.
Kasie Distribusi BPS Dompu, Abdul Farid, SE saat menjelaskan hasil ubinan terhadap demplot 4 varietas Raja Tujuh dengan produktivitas rata-rata mencapai 8 ton per hektare
Kasie Distribusi BPS Kabupaten Dompu. Abdul Farid, SE yang menghadiri acara panen raya tersebut mengumumkan hasil ubinan untuk keempat varietas itu menunjukkan produktivitas rata-rata lebih dari 8 ton per hektare.
Tongkol jagung Raja Tujuh, besar, panjang dan biji mengilap
Pemilik demplot, Firmansyah mengaku keunggulan varietas Raja Tujuh bukan hanya karena harganya yang terjangkau dan hasil produktivitasnya yang lumayan, namun juga mampu beradaptasi dengan kondisi alam.
“Raja Tujuh ini tahan terhadap serangan hama bulai, batangnya kokoh sehingga saat ada angin kencang dia tetap mampu bertahan,” ucapnya.
Di samping itu, lanjutnya tongkol jagung R7 cepat tua dengan kualitas biji yang sangat bagus.
“Pada umur 100 hari itu sudah tua. Bijinya sudah keras. Panen yang dilakukan hari ini usianya 112 atau 113 hari. Ini sudah keras sekali,” ujarnya sambil memperlihatkan salah satu tongkol jagung yang baru dipetiknya. (emo).