BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN – Upaya Anton Sutono, Ketua Poktan Tani Mukti menanam jagung di lahan seluas 12 hektar menuai hasil yang sangat melimpah.
Sekali panen dalam rentang waktu empat hingga enam bulan, jagung kering yang dihasilkan per hektar mencapai 6 ton. Dengan harga jual per kilo berkisar 3.500 rupiah.
Menariknya, dari belasan hektar jagung hibrida yang ditanam ini, terdapat setidaknya lima varietas yang berbeda, baik lokal maupun luar negeri. Namun hasil yang didapat tidak jauh berbeda secara kualitas maupun kuantitas.
“Di lahan ini ada beberapa varietas yang kami tanam. Seperti produk PT Twin. Ada RK45, RK457, RK58, RK57, Bisi 18, NK Sumo,kemudian Gold Asia, R7 dan lainnya,” ungkap Anto, Kamis (24/6/2021).
Meski terkesan sebagai uji coba di samping adanya varietas yang diutamakan, penanaman bibit yang berbeda menjadi keuntungan tersendiri sebagai perbandingan.
Sehingga dapat menilai varietas mana yang paling tahan serangan hama, cara pengendaliannya, ketahanan sesuai lahan, serta produktifitas pada hasil panen.
“Sementara ini yang paling bagus RK457, rata-rata bertongkol dua dan hasil panennya maksimal,” tutur Anton.
Warga Desa Sido Makmur, Kecamatan Marabahan, Kabupaten Barito Kuala ini pun menceritakan, semasa berkebun jagung ia tidak mendapati kesulitan berarti dalam memasarkan hasil panen.
Karena jagung keringnya selalu diminati sejumlah konsumen, terutama perusahaan-perusahan pakan ternak yang ada di Kabupaten Tanah Laut dengan harga yang lumayan tinggi, berkisar 3.500 hingga 4.000 rupiah per kilo.
Berikut ini tayangan video youtube keberhasilan bertani jagung Anton Sutono :
Sumber : banjarmasin.tribunnews.com